I. JUDUL
Uji
Sensitifitas Antibiotika Terhadap Mikroba
II. TUJUAN
Untuk
menentukan sifat sensitif antibiotika pada bakteri dengan metode Kirby-Bouer.
III. LANDASAN
TEORI
Mikroorganisme yang berada di sekitar kita bermacam-macam
ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan bagi makhluk hidup, khususnya pada manusia.
Mikroorganisme misalnya bakteri ada yang bersifat patogen dan non patogen.
Bakteri patogen adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tertentu, sedangkan bakteri non patogen
adalah bakteri yang tidak menyebabkan penyakit. Adanya bakteri
patogen membuat peneliti
mulai mengembangkan pengetahuan mengenai resistensi suatu bakteri dan menemukan
zat antimikrobia yang kemudian memudahkan manusia untuk mengendalikan
pertumbuhan suatu bakteri.
Antibiotik merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh
mikroorganisme (khususnya dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara
sintetik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme
lain (Chaidir, 1994). Tiap-tiap antibiotik memiliki efektivitas yang
berbeda-beda terhadap mikroorganisme (bakteri). Beberapa antibiotik dapat
bekerja dengan baik pada bakteri gram negatif dan beberapa antibiotik lainnya
ada yang lebih efektif pada bakteri gram positif.
Berdasarkan mekanisme aksinya, antibiotik dibedakan menjadi
lima yaitu antibiotik dengan mekanisme penghambatan sintesis dinding sel,
perusakan membran plasma, penghambatan sintesis protein, penghambatan sintesis
asam nukleat dan penghambatan sintesis metabolit esensial (Pratiwi, 2008).
1. Antibiotik yang menghambat sintesis
dinding sel
Antibiotik ini adalah antibiotik
yang merusak lapisan peptidoglikan yang menyusun dinding sel bakteri gram
positif maupun gram negatif. Contohnya: Penisilin.
2. Antibiotik yang merusak membran
plasma
Membran plasma bersifat semipermaebel
dan mengendalikan transpor berbagai metabolit kedalam dan keluar sel. Adanya
gangguan atau kerusakan struktur pada membran plasma dapat menghambat atau
merusak kemampuan membran plasma sebagai penghalang (barrier) osmosis dan
menggangu sejumlah proses biosintesis yang diperlukan dalam membran. Contohnya: Polimiksin.
3. Antibiotik yang menghambat sintesis
protein
Antibiotik ini memiliki sperktrum
luas dan bersifat bekterisidal dengan mekanisme penghambat pada sintesis
protein. Antibiotik ini berikatan pada subunit 30S ribosom bakteri (beberapa
terikat juga pada subunit 50S ribosom) dan menghambat translokasi peptidil-tRNA
dari situs A kesitus P, dan menyebabkan kesalahan pembacaan mRNA dan
mengakibatkan bakteri tidak mampu menyintesis protein vital untuk
pertumbuhannya. Contohnya: Streptomisin.
4. Antibiotik yang menghambat sintesis
asam nukleat (DNA/RNA)
Antibiotik ini melakukan
penghambatan pada sitesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap transkripsi
dan replikasi mikroorganisme. Contonya: Rifamisin.
5. Antibiotik yang menghambat sintesis
metabolit esensial
Penghambatan terhadap sinetsis
metabolit esensial antara lain dengan adanya kompetitor berupa anti metabolit,
yaitu substansi yang secara kompetitif menghambat metabolit mikroorganisme,
karena memiliki struktur normal bagi enzim metabolisme. Contohnya: Sulfanilamid (Pratiwi, 2008).
Sensitifitas
menyatakan bahwa uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan
tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa
murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode Uji sensitivitas bakteri
adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang
berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk
menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah. uji
sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan
bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang
memiliki aktivitas antibakteri. Seorang ilmuan dari perancis menyatakan bahwa
metode difusi agar dari prosedur Kirby-Bauer, sering digunakan untuk mengetahui
sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini adalah penghambatan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih
di sekitar cakram kertas yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona
hambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat
antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan
yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif.
Pada
umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah metode
Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan mikroorganisme
oleh ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram (paper disk)
yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona hambatan pertumbuhan inilah yang
menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap bahan anti bakteri . (Dwidjoseputro,
1998)
IV. ALAT DAN BAHAN:
A. Alat:
1. Cawan petri steril
2. Tabung reaksi steril
3. Cotton swab
4. Lampu spiritus
5. Kertas pembungkus
6. Paper dish
(discus)
7. Pinset
8. Inkubator
9. Penggaris
10. Spidol
11. Kertas tempel
B. Bahan:
1. Alkohol 70%
2. Kapas
3. Korek api
4. Biakan Murni bakteri E.coli
5. Medium agar
6. Aquades
7. Larutan
ampicillin
8. Larutan
tetracyclin
9. Larutan
amoxilin
10. Larutan penicillin
G-meiji
11. Larutan
chlorampenicol
V. PROSEDUR
KERJA
1.
Mensterilkan kedua telapak tangan
menggunakan alkohol 70%.
2.
Menyalakan
lampu Bunsen menggunakan korek api
3.
Mengeringkan kedua cawan petri pada
lampu bunsen.
4.
Menggaris bagian luar masing-masing
cawan petri menjadi tiga bagian.
5.
Memberi penomoran pada setiap bagian.
6. Menuangkan medium NA kedalam dua
cawan petri yang sudah disterilkan, biarkan membeku.
7. Membuka
pembungkus cotton swab yang sudah steril.
8. Membuka tabung yang berisi bakteri
dengan jari kelingking, memfiksasi permukaan tabung, mengambil biakan bakteri
dengan cotton swab yang sudah steril.
9. Menutup kembali tabung dengan kapas.
10. Menggoreskan bakteri biakan E.coli secara merata
pada setiap bagian cawan petri menggunakan cotton swab.
11. Menaruh paper
dish di bagian tengah pada setiap bagian cawan petri dengan menggunakan pinset
steril, menekan secara perlahan sampai tertanam pada agar.
12. Menutup dan memmbungkus cawan
petri menggunakan kertas pembungkus.
13. Menginkubasi cawan petri selama 24jam pada suhu 30oC.
14. Memasukkan cawan petri kedalam lemari es selama 15 menit.
15. Membuka
pembungkus cawan petri.
16. Mengamati dan menghitung luas zona
hambatan yang terbentuk pada masing-masing bagian.
17. Memfoto dan
mencatat hasilnya.
VI. HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL PENGAMATAN
|
GAMBAR
|
KETERANGAN
|
||||||
Kontrol
Aquades
|
|
·
Zona hambatan = 0 cm
·
Warna zona hambatan = tidak ada
|
||||||
Ampicillin
|
|
·
Zona hambatan = 2,65 cm
·
Warna zona hambatan = bening
|
||||||
Tetracyclin
|
|
·
Zona hambatan = 3,45 cm
·
Warna zona hambatan = bening
|
||||||
Amoxilin
|
|
·
Zona hambatan = 1 cm
·
Warna zona hambatan = bening
|
||||||
Penicillin
G-meiji
|
|
·
Zona hambatan = 2,1 cm
·
Warna zona hambatan = bening
|
||||||
Chlorampenicol
|
|
·
Zona hambatan = 2,75 cm
·
Warna zona hambatan = bening
|
DAFTAR
PUSTAKA
Chaidir J,
Munaf S. 1994. Obat antimikroba. In : Munaf S, eds. Farmakologi Unsri. Jakarta
: EGC.
Dwidjoseputro,
D., Prof.,Dr. 1987. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Yogapratamadione.2010.Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Laut
Modul iv. Dalam
http://yogapratamadione.wordpress.com/2010/12/24/laporan-resmi-praktikum-mikrobiologi-laut-modul-iv/. Diakses pada 01 Mei 2014.
Pratiwi,
Silvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi.
Erlangga: Jakarta
http://maulidafarmasi.blogspot.com/2012/02/pengontrolan-mikroorganisme.html. diakses pada 01 Mei 2014.
Babebiologi.2013. Uji Resistensi. Dalam
http://bebebiologi.blogspot.com/2013/05/uji-resistensi.html. diakses pada 01 Mei 2014.
Yayanajuz.2012. Laporan
Praktikum Sensitivitas. Dalam
http://yayanajuz.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-sensitivitas.html. Diakses pada 01 Mei 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar