I. Judul :
Lipida
II. Tujuan :
Kegiatan 1 : Untuk mengetahui
kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
Kegiatan 2 : Untuk mengetahui
terjadinya pembentukan emulsi dari minyak.
Kegiatan 3 : Untuk mengetahui sifat
asam basa minyak kelapa.
Kegiatan 4 : Untuk mengetahui sifat
ketidakjenuhan minyak atau lemak.
Kegiatan 5 : Untuk mengetahui
terjadinya hidrolisis pada minyak alkali.
Kegiatan 6 : Untuk mengetahui
adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan secara kualitatif.
Kegiatan 7 : Untuk mengetahui
bentuk Kristal dari kolesterol.
III. Landasan Teori
Lipid adalah
sekelompok senyawa organic yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan
memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel. Senyawa lipid tidak
mempunyai rumus empiris tertentu dan struktur yang serupa, tetapi terdiri atas
beberapa golongan. Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid mempunyai
sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic nonpolar
seperti eter, kloroform, aseton dan benzene. Berdasarkan sifat demikian, lipid
dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari jaringan hewan atau tumbuhan
menggunakan eter atau pelarut nonpolar lainnya.
Lipid merupakan
komponen penting dalam membrane sel, termasuk diantaranya fosfolipid,
glikolipid, dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Fosfolipid mempunyai banyak
kerangka gliserol( fosfogliserida) atau sfingosina (sfingomyelin). Serebrosida mengandung glukosa dan galaktosa dan
dengan kerangka sfingosina termasuk dalam glikolipid. Kolesterol merupakan
senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh. Steroid tersebut
adalah hormone-hormon yang penting seperti hormone korteks adrenal serta
hormone seks, vitamin D, dan asam empedu.
Lemak dan minyak
merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok lipid, yaitu sebagai komponen
makanan utama bagi organism hidup. Lemak dan minyak penting bagimanusia karena
adanya sam-asam lemak esensial yang terkandung didalamnya. Fungsinya dapat
melarutkan vitamin A,D,E, dan K yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Kemudian, lemak dan minyak merupakan sumber energy yang lebih efisien
dibandingakan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat
menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4
kkal setiap gram..
Secara kimiawi,
lemak dan minyak adalah trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dan
asam lemak rantai panjang. Senyawa terbentuk dari hasil kondensasi satu molekul
gliserol dengan tiga molekul asam lemak.
Lipid
dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan besar, yaitu:
1. Lipid
sederhana : senyawa ester asam lemak dan berbagai alcohol. Contoh : lemak atau
minyak dan lilin (wax).
2. Lipid
kompleks (gabungan) : senyawa ester asam lemak yang mempunyai gugus lain
disamping alcohol dan asam lemak, misalnya krbohidrat atau protein. Contoh
fosfolipid, glikolipid dan lipoprotein.
3. Derivat
lipid : senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid. Contoh : asam
lemak, gliserol, aldehida lemak, keton, hodrokarbon, sterol, vitamin larut
lemak dan beberapa hormon.
Selain menurut
penggolongan diatas berdasarkan sifat kimianya lipid dapat pula dibedakan
menjadi 2, yaitu lipid yang dapat disabunkan atau dapat dihidrolisis dengan
basa. Contohnya: lemak atau minyak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan,
contohnya sterol dan terpena.
Asam lemak dapat
dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon seperti asetat,
asetaldehid, dan etanol yang merupakan hasil respirasi tanaman. Asam lemak
dalam tanaman disintesis dalam keadaaan anaerob dengan bantuan bakteri tertentu
seperti Clostridium kluyver. Asam-asam
lemak yang ditemukan dialam umumnya merupakan asam-asam monokarboksilat dengan
rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam lemak
dialam dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Asam
lemak jenuh : asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap. Contoh : asam
palmitat, asam stearat, dan asam kaprat. Sumber sebagian besar pada lemak
hewani.
2. Asam
lemak tidak jenuh : asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.
Contoh : asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Sumber minyak nabati
pada biji-bijian atau kacang-kacangan.
Sifat
fisikokimia lemak dan minyak berbeda satu sama lain, tergantung pada sumbernya.
Secara umum, bentuk trigliserida lemak dan minyak sama, tetapi wujudnya
berbeda. Dalam pengertian sehari-hari, disebut lemak jika berbentuk padat pada
suhu kamar dan disebut minyak jika berbentuk cair pada suhu kamar.
Trigliserida
dapat berbentuk padat atau cair berhubungan dengan asam lemak penyusunnya.
Minyak nabati sebagian besar berbentuk cair karena mengandung sejumlah asam
lemak tidak jenuh seperti asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
Asam-asam lemak termasuk asam lemak essensial yang dapat mencegah timbulnya
gejala arteriosklerosis karena penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan
kolesterol. Sebaliknya asam lemak hewani umumnya pada suhu kamar berbentuk
padat karena banyak mengandung asam lemak jenuh seperti asam stearat dan asam
palmitat. Asam lemak jenuh mempunyai titik lebur lebih tinggi daripada asam
lemak tidak jenuh.
Lemak dan minyak
dapat mengalami ketengikan, karena dapat terhidrolisis dan teroksidasi bila
dibiarkan terlalu lama kontak dengan udara. Pada proses hidrolisis, lemak atau
minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dab gliserol. Reaksi hidrolisis
dapat mengakibatkan kerusakan lemak atau minyak karena terdapat sejumlah air
didalamnya, sehingga menimbulkan bau tengik. Reaksi demikian dikatalisis oleh asam,
basa, atau enzim tertentu seperti enzim lipase.
Lemak dan minyak
yang teroksidasi akan membentuk peroksida dan hidroperoksida yang dapat terurai
menjadi aldehida, keton, dan asam-asam lemak bebas. Hasil oksidasi tidak hanya
mengakibatkan rasa bau yang tidak enak, tetapi dapat pula menurunkan nilai gizi
karena kerusakan vitamin dan asam-asam lemak essensial dalam lemak. Reaksi
oksidasi dipercepat dengan adanya cahaya, pemanasan atau katalis logam seperti
Cu, Fe, Co, dan Mn. Lemak dan minyak yang sangat tengik mempunyai keasaman yang
rendah. Proses ketengikan dapat dihambat salah satunya dengan penambahan zat
anti oksidan seperti vitamin E, vitamin C, polifenol dan hidroquinon.
Pada uji
kelarutan lipid, umumnya lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit
larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti
eter,kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam
air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karenabila dibiarkan, maka kedua
cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3)
akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan
lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif
permukaan, sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya.
Pada uji
pembentukan emulsi, dimana emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil
suatu cairan dalam cairan lain di mana keduanya tidak saling melarutkan. Agar
terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier
atau emulsifying agent, yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan
antara kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupaprotein, brom, sabun,
atau garam empedu. Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk
molekulnya yang dapat terikat, baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk
lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan
diadsorpsi melapisi butir-butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan
bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
Pada uji
keasaman minyak, Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang
sudah tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan minyak mengalami hidrolisis dan
oksidasi menghasilkan aldehida, keton, dan asam-aasm lemak bebas. Proses
ketengikan pada lemak atau minyak dapat dipercepat oleh adanya cahaya,
kelembaban, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis logam tertentu, seperti Fe,
Ni, atau Mn. Sebaliknya, zat-zat yang dapat menghambat terjadinya proses
ketengikan disebut antioksidan, misalnya tokoferol (vitamin E), asam askorbat
(vitamin C), polifenol, hidroquinon, dan flavonoid (Yazid, 2006).
Pada uji sifat
ketidakjenuhan minyak menyatakan adanya ikatan tak jenuh dalam suatu
lemak. Dimana reaksi yang terjadi adalah
reaksi adisi oleh iodium. Iodium akan memutus ikatan rangkap yang terdapat
molekul zat, kemudian iodium tersebut akan menggantikan posisi dari ikatan
rangkap tersebut melalui reaksi adisi sehingga jumlah ikatan rangkap dalam
molekul zat akan berkurang atau menjadi tidak ada sama sekali (jika semuanya teradisi
oleh iodium). Dengan adanya reaksi ini, maka warna larutan iodium akan hilang.
Minyak mengandung triasil gliserol dengan 80-85 % asam lemak jenuh. Asam lemak
utama yang terdapat dalam minyak adalah asam laurat dan asam miristat
(merupakan asam lemak dengan bobot molekul rendah dan memiliki bilangan
penyabunan yang tinggi). Selain itu, minyak kelapa juga mengandung asam
kaprilat, asam kaprat, dan asam oleat.Margarin merupakan salah satu produk
makanan konsumsi sehari-hari yang dibuat dengan menggunakan bahan baku lemak
nabati. Margarin dibuat melalui proses hidrogenasi asam lemak tak jenuh yang
bersumber dari tanaman. Margarin adalah emulsi air dalam minyak yang berbentuk
padat
Pada uji penyabunan, lemak dan minyak dapat terhidrolisis
menjadi asam lemak dan gliserol. Proses hidrolisis salah satunya bisa dilakukan
dengan penambahan basa kuat, seperti NaOH dan KOH, melalui pemanasan dan
menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut
reaksi penyabunan atau safonifikasi. Kata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun (Latin sapon,
= sabun dan –fy adalah akhiran yang berarti membuat). Bangsa
Romawi kuno mulai membuat sabun sejak 2300 tahun yang lalu dengan memanaskan
campuran lemak hewan dengan abu kayu. Pada abad 16 dan 17 di Eropa sabun hanya
digunakan dalam bidang pengobatan. Barulah menjelang abad 19 penggunaan sabun
meluas. Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan
dari minyak. Gugus induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari
rantai hidrokarbon panjang (C-12 sampai C-18) yang berikatan membentuk gugus karboksil. Asam lemak
rantai pendek jarang digunakan, karena menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi
adalah hidrolisis suatu ester (asam lemak) dengan alkali kuat (NaOH, KOH) reaksi umumnya adalah:
Asam lemak + Alkali
kuat + Kalor Gliserol
+ Sabun
Uji penyabunan minyak meliputi 2
tahap, yakni safonifikasi minyak kelapa dan uji sifat kesadahan. Pada percobaan
hidrolisis minyak kelapa, digunakan NaOH untuk menghidrolisis minyak kelapa
dalam pelarut alkohol. Alkohol di sini berfungsi untuk mempercepat reaksi
hidrolisis. Reaksi positif ditandai dengan munculnya busa dan lama-kelamaan
alkohol akan menguap.
Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ atau Mg2+.
Air sadah tidak berbahaya karena ion-ion tersebut dapat larut dalam air. Akan
tetapi dengan kadar Ca2+ yang tinggi akan menyebabkan air menjadi
keruh. Walaupun tidak berbahaya, air sadah dapat menyebabkan kerugian yaitu sabun menjadi kurang berbuih. Hal
ini terjadi karena ion Ca2+ atau Mg2+ dapat bereaksi
dengan sabun membentuk endapan. Contoh persamaan reaksinya adalah:
Ca2+(aq) + 2RCOONa(aq) Ca(RCOO)2(s) + 2Na+(aq)
Dengan terbentuknya endapan, maka
fungsi sabun sebagai pengikat kotoran menjadi kurang atau bahkan tidak efektif.
Sabun akan berbuih kembali setelah semua ion Ca2+ atau Mg2+
yang terdapat dalam air mengendap. Lain halnya dengan detergen, deterjen tidak
bereaksi dengan ion Ca2+ atau Mg2+ sehingga deterjen
tidak terpengaruh oleh air sadah. Kerugian lainnya adalah air sadah dapat menyebabkan terbentuknya
kerak pada dasar ketel yang selalu digunakan untuk memanaskan air.
Sehingga untuk memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan yang lebih lama.
Hal ini merupakan pemborosan energi. Timbulnya kerak pada pipa uap dapat
menyebabkan penyumbatan sehingga dapat menyebabkan pipa tersebut meledak.
Pada uji
kolesterol, kelompok lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan komponen
penting yang terdapat dalam membran semua sel hidup. Kolesterol adalah sterol
utama yang banyak terdapat di alam. Untuk mengetahui adnaya sterol dan
kolesterol, dapat dilakukan uji kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu
di antaranya ialah reaksi Liebermann Burchard. Uji ini positif bila
reaksi menunjukkan warna yang berubah dari merah, kemudian biru dan hijau.
Warna hijau yang terjadi sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam bahan.
Pada uji kristal
kolesterol, Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan manusia. Pada
tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenalin
bagian luar (adrenal cortex), dan jaringan syaraf. Jika kadar kolesterol dalam
darah terlalu tinggi, maka akan mengendap membentuk kristal. Endapan membentuk
kristal. Endapan kolesterol dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah
(arteriosclerosis) karena dindingnya menjadi tebal. Akibatnya, elastisitas
pembuluh darah menjadi berkurang, sehingga aliran darah terganggu. Kolesterol
dalam serum tidak terdapat bebas, melainkan berkonjugasi sebagai lipoproteida,
yaitu pembentuk protein yang terdiri atas 25% kolesterol dan 75% ester asam
lemak tidak jenuh (Yazid, 2006).
IV.
Alat
dan Bahan
4.1 Kegiatan 1: Uji Kelarutan
Minyak 4.2 Kegiatan 2
:Uji Pembentukan Emulsi
4.1.1 Alat : 4.2.1
Alat :
-
Tabung reaksi - Tabung reaksi
-
Penjepit tabung - Pipet ukur atau tetes
-
Pipet ukur
-
Pipet tetes
4.1.2 Bahan: 4.2.2
Bahan :
-
Minyak kelapa - Minyak kelapa
-
Alkohol 96% - Larutan Na2CO3 0,5%
-
Kloroform - Larutan sabun
-
Eter - Larutan protein 2%
-
Air suling (aquades) - Larutan Empedu encer
-
Larutan Na2CO3 0,5%
4.3 Kegiatan 3 : Uji Keasaman
Minyak 4.4 Kegiatan 4 :
Uji Ketidakjenuhan Minyak
4.3.1
Alat : 4.4.1
Alat :
-
Porselin tetes - Tabung reaksi
-
Pipet tetes - Pipet ukur atau tetes
4.3.2 Bahan : 4.4.2
Bahan :
-
Minyak kelapa - Minyak kelapa
-
Minyak kelapa tengik - Margarin atau lemak padat
-
Kertas lakmus merah atau biru - Kloroform
- Iodine
4.5 Kegiatan 5 : Uji Penyabunan
Minyak 4.6 Kegiatan 6 : Uji
Penyabunan Kolesterol
4.5.1 Alat : 4.6.1
Alat :
-
Erlenmeyer - Tabung reaksi
-
Tabung reaksi - Pipet ukur
-
Alat pemanas - Pipet tetes
-
Neraca analitis
-
Lampu bunsen
-
Pipet tetes
4.5.2 Bahan : 4.6.2
Bahan :
-
Minyak kelapa - kolesterol 0,5% dalam kloroform
-
Alcohol 95% - Minyak kelapa
-
NaOH - Minyak ikan
-
Larutan deterjen - Asam asetat anhidrid
-
Asam asetat encer (5 M) - Kloroform
-
Larutan CaCl2 5% - H2SO4 pekat
-
Larutan MgSO4 5%
-
Larutan Pb-asetat 5%
-
kertas lakmus merah dan biru
-
korek api
4.7 Kegiatan 7 : Uji Kristal
Kolesterol
4.7.1 Alat :
-
Mikroskop
-
Gelas
-
Gelas preparat
-
Pipet tetes
4.7.2 Bahan :
-
Kolesterol
-
Alkohol
V.
Langkah
Kerja
5.1 Uji Kelarutan Lipid
1. Menyiapkan
5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut mengisi dengan: air
suling, alcohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3
0,5 sebanyak 5 ml.
2. Menambahkan
pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa.
3. Mengocok
sampai homogen, lalu membiarkan beberapa saat.
4. Mengamati
sifat kelarutannya.
5. Mencatat
dan memfoto hasilnya.
5.2 Uji Pembentukan Emulsi
1. Menyiapkan
5 tabung reaksi yang bersih dan kering.
Tabung 1 : mengisi 4 ml air dan 4 tetes minyak
kelapa.
Tabung 2 : mengisi 4 ml air, 4 tetes minyak kelapa,
dan 4 tetes Na2CO3 0,5%
Tabung 3 : mengisi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa,
dan 2 tetes larutan sabun.
Tabung 4 : mengisi 2 ml larutan protein 2% dan 2
tetes minyak kelapa
Tabung 5 : mengisi 2 ml larutan empedu encer dan 2
tetes minyak kelapa.
2. Mengocok
setiap tabung dengan kuat, lalu membiarkan beberapa saat.
3. Mengamati
terjadinya pembentukan emulsi.
4. Mencatat
dan memfoto hasilnya.
5.3 Uji Keasaman Minyak
1. Meneteskan
sedikit minyak kelapa pada porselin tetes.
2. Menguji
dengan kertas lakmus.
3. Mengamati
perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus.
4. Mengulangi
percobaan dengan menggunakan minyak tengik.
5. Mencatat
dan memfoto hasilnya.
5.4 Uji Ketidakjenuhan Minyak
1. Memasukkan
4 tetes minyak kelapa ke dalam tabung reaksi.
2. Menambahkan
4 ml kloroform.
3. Menambahkan
setetes demi setetes iodin sambil dikocok hingga warna merah iodin tidak
berubah.
4. Menghitung
jumlah tetesan yang dibutuhkan.
5. Mengulangi
percobaan menggunakan margarine atau lemak padat.
6. Membandingkan
jumlah tetesan yang dihasilkan.
7. Mencatat
dan memfoto hasilnya.
5.5 Uji
Penyabunan Minyak
5.5.1 Hidrolisis Minyak Kelapa (Saponifikasi)
1. Memasukkan
5 ml minyak kelapa ke dalam Erlenmeyer.
2. Tambahkan
1,5 g NaOH dan 25 ml alcohol 95%.
3. Menyalakan
lampu Bunsen dengan menggunakan korek api.
4. Memanaskan
sampai mendidih selama 15 menit.
5. Untuk
mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, mengambil 3 tetes larutan,
kemudian melarutkan dalam air. Bila larut, maka menunjukkan reaksi telah
sempurna.
6. Setelah
sempurna, menguapkan alcohol yang tersisa sampai habis.
7. Mendinginkan,
lalu menambahkan 75 ml air dan memanaskan sampai semua sabun larut.
5.5.2 Uji
sifat-sifat sabun
1. Mengambil
6 ml larutan sabun dengan pipet ukur, lalu netralkan dengan asam asetat encer.
2. Mengecek
ke netralan larutan sabun dengan kertas lakmus
3. Larutan
sabun yang telah netral dibagi menjadi tiga bagian, memasukkan masing-masing ke
dalam tabung reaksi.
4. Menambahkan
CaCl2 5%, MgSO4 5%, Pb-asetat dan larutan deterjen 5 ml
ke dalam tabung 1,2 dan 3. Melakukan pengocokan dengan kuat.
5. Mengamati
dan mencatat perubahan yang terjadi.
6. Mengulangi
percobaan menggunakan deterjen, lalu membandingkan hasilnya.
7. Memfoto
hasilnya.
5.6 Uji
Kolesterol
1. Menyiapkan
3 tabung reaksi yang bersih dan kering. Mengisi tabung pertama dengan 1 ml
minyak kelapa, tabung kedua dengan 5 tetes minyak ikan, dan tabung ketiga
dengan 1 ml kolesterol 0,5%.
2. Menambahkan
kloroform sebanyak 2 ml pada setiap tabung.
3. Menambahkan
pula 10 tetes asam asetat anhidrid.
4. Menambahkan
3-6 tetes asam sulfat pekat melalui dinding tabung.
5. Mengocok
dengan hati-hati dan mendiamkan beberapa detik.
6. Mengamati
perubahan warna yang terjadi
7. Mencatat
dan memfoto hasilnya.
5.7 Uji Kristal Kolesterol
1. Melarutkan
sedikit kolesterol dalam alcohol panas pada gelas obyek.
2. Mengambil
setetes larutan kolesterol dan meneteskan pada gelas preparat.
3. Membiarkan
sampai semua alkoholnya menguap.
4. Memeriksa
Kristal kolesterol di bawah mikroskop.
5. Memfoto
dan mencatat hasilnya
VI.
Hasil
dan Pembahasan
6.1 Hasil
Kegiatan
|
Gambar
|
Keterangan
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1. Uji
Kelarutan Lipid
|
|
Pada
tabung yang berisi air suling dan minyak kelapa hasilnya tidak larut. Sedangkan pada tabung
yang berisi minyak kelapa dan Alkohol 96%; minyak kelapa dan Na2CO3 5%; minyak
kelapa dan kloroform; minyak kelapa dan eter hasilnya larut.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. Uji
Pembentukan Emulsi
|
|
Pada
tabung 1 terbentuk emulsi tidak stabil. Pada tabung 2 terbentuk emulsi
sedikit stabil. Sedangkan pada tabung 3, 4,dan 5 terbentuk emulsi stabil.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3.Uji
Keasaman Minyak
|
|
Pada minyak kelapa
pH-nya 7 (netral) sedangkan pada minyak tengik pH-nya 6 (asam)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4.
|
|
Pada tabung yang
berisi minyak kelapa menunjukkan ketidakjenuhan. Sedangkan pada tabung yang
berisi margarine menunjukkan kejenuhan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5. Uji
Penyabunan Minyak
|
|
Pada tabung yang
berisi deterjen tidak terbentuk endapan. Sedangkan pada tabung yang berisi
Pb-asetat 5%, CaCl2 5% dan MgSO4 terbentuk endapan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
6. Uji
Kolesterol
|
|
Pada tabung yang
berisi minyak kelapa dan minyak ikan menunjukkan hasil negative karena tidak
terjadi perubahan warna. Sedangkan pada tabung yang berisi kolesterol
menunjukkan hasil positif karena terbentuk warna, kamudian biru dan hijau.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
7. Uji
Kristal Kolesterol
|
|
Pada pengamatan
margarine terlihat adanya Kristal. Sedangkan pada pengamatan kolesterol tidak
terlihat adanya Kristal.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6.2 Pembahasan
Dari
pengamatan diatas diperoleh pembahasan bahwa pada uji kelarutan minyak, tabung
1 (air suling+ minyak kelapa) menunjukkan bahwa minyak kelapa tidak larut dalam
air suling. Hal ini disebabkan minyak yang berada dalam air suling akan
membentuk emulsi yang tidak stabil setelah dilakukan pengocokan, kedua larutan
tersebut memisah menjadi dua lapisan. Disini air tidak dapat tercampur dengan
minyak karena air merupakan senyawa yang bersifat polar sedangkan minyak
bersifat nonpolar. Pada tabung 2 (alcohol 96%+ minyak kelapa) menunjukkan bahwa
minyak kelapa tidak larut dalam alcohol tapi membentuk emulsi stabil karena
alcohol bersifat semipolar. Pada tabung 3 (eter+minyak kelapa) dan tabung 4
(kloroform+minyak kelapa), minyak kelapa terlarut sempurna dalam eter dan
kloroform karena kedua larutan sama-sama bersifat nonpolar begitupun dengan
minyak yang bersifat nonpolar. Pada tabung 5 (Na2CO3 0,5%
+ minyak kelapa), minyak kelapa tidak larut dalam Na2CO3
0,5%. % tapi membentuk emulsi stabil dikarenakan asam lemak yang bebas dalam
larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif
permukaan, sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya.
Pada
uji pembentukan emulsi, tabung 1 (air suling+minyak kelapa) membentuk emulsi
tidak stabil karena minyak kelapa bersifat nonpolar dan air suling bersifat
polar. Larutan yang bersifat polar tidak dapat larut dalam larutan nonpolar
sehingga kedua lapisan tersebut memisah. Pada tabung 2 (air suling+minyak
kelapa+Na2CO3 0,5%) terbentuk emulsi yang tidak stabil. Akan
tetapi, seharusnya minyak kelapa dengan penambahan Na2CO3
0,5% akan membentuk emulsi stabil. Terbentuknya emulsi tidak stabil ini karena terdapat
air pada campuran tersebut. Pada tabung 3 (air suling+minyak kelapa+larutan
sabun), tabung 4 (minyak kelapa+larutan protein), dan tabung 5(minyak
kelapa+larutan empedu) terbentuk emulsi stabil. Hal ini dikarenakan larutan
sabun, protein dan empedu termasuk emulsifier
sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat
menurunnya tegangan permukaan dan diadsorpsi melalui butir-butir minyak,
sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
Pada
uji keasaman minyak ini dilakukan untuk mengetahui sifat asam basa minyak
kelapa. Pada minyak kelapa dihasilkan sifat netral yaitu pH 7, hal ini
disebabkan karena minyak kelapa (minyak murni) tidak mengalami hidrolisis dan
oksidasi sehingga warna lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus
biru tetap berwarna biru yang menandakan sifat netral dari minyak kelapa.
Sedangkan pada minyak tengik di hasilkan pH 6 (asam), hal ini karena minyak mengalami
hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehida, keton, dan asam-asam lemak
bebas. Proses ketengikan pada lemak atau minyak dipercepat oleh adanya cahaya,
kelembaban, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis logam tertentu seperti fe, Ni
atau Mn. Sebaliknya zat-zat yang dapat menghambat terjadinya proses ketengikan
disebut antioksidan. Misalnya tokoferol (vitamin E), asam askorbat (vitamin C),
polifenol, hidroquinon, dan flavonoid.
Pada
uji sifat ketidakjenuhan minyak, tabung 1 (minyak kelapa+kloroform) terdapat
asam lemak tidak jenuh setelah ditetesi dengan iodine. Hal ini dikarenakan iodine dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak.
Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh
karena itu, semakin banyak ikatan rangkap, maka semakin banyak pula iodine yang
dapat bereaksi. Sedangkan pada tabung 2 (margarin+kloroform) terdapat
asam lemak jenuh karena tidak mempunyai ikatan rangkap. Selain itu, kejenuhan
ini dapat dilihat dari kepekatan warna, dimana pada tabung 2 warnanya lebih
pekat daripada tabung 1.
Pada
uji penyabunan minyak Penyabunan lemak atau safonifikasi yang kami lakukan
berhasil dan menghasilkan sabun dengan bentuk fasa gel berwarna kekuningan.
Setelah dilakukan uji kesadahan sabun, ditemukan hasil bahwa pada pada tabung
yang berisi deterjen tidak terbentuk endapan melainkan banyak busa berwarna
putih yang muncul di permukaan larutan, sedangkan pada tabung yang berisi
Pb-asetat 5%, CaCl2 5% dan MgSO4 masing-masing terbentuk
endapan berwarna putih. Pada tabung yang berisi Pb-asetat 5% endapan terbentuk
di bagian dasar larutan, sedangkan pada tabung yang berisi CaCl2 5%
dan MgSO4 masing-masing terbentuk di bagian permukaan larutan.
Pb-asetat 5%, CaCl2 5% dan MgSO4 masing-masing merupakan
garam basa yang akan membentuk endapan apabila bereaksi dengan sabun. Sedangkan
deterjen merupakan segolongan dengan sabun dan tidak membentuk endapan apabila
bereaksi dengan sabun. Kesadahan dapat diukur berdasarkan berat molekul,
terbentuknya endapan dan dihasilkannya busa. Semakin besar berat molekul,
semakin banyak endapan yang terbentuk dan semakin sedikit busa yang dihasilkan,
maka tingkat kesadahannya semakin tinggi. Pada tabung yang berisi deterjen
tidak terbentuk endapan dan dihasilkan banyak busa. Pada tabung yang berisi
Pb-asetat 5% mempunyai berat molekul paling besar, terbentuk paling banyak
endapan dan sedikit dihasilkan busa. Pada tabung yang berisi MgSO4
mempunyai berat molekul lebih kecil dibandingkan dengan berat molkul Pb-asetat,
terbentuk banyak endapan dan sedikit dihasilkan busa. Pada tabung yang berisi
CaCl2 5% mempunyai berat molekul paling kecil, terbentuk banyak
endapan dan sedikit dihasilkan busa. Pada percobaan kami, sedikit busa yang
dihasilkan tersebut terbentuk saat tabung dikocok dan menghilang dengan cepat
setelah didiamkan.
Pada
percobaan uji kolesterol ini, didapatkan hasil positif pada tabung nomor 3 yang
menggunakan bahan berupa kolesterol 0,5 % dalam kloroform yang ditandai dengan
perubahan warna menjadi hijau pekat, sedangkan
pada uji menggunakan minyak kelapa
dan minyak ikan menunjukkan hasil negative. Berdasarkan hasil percobaan pada
tabung 1(minyak kelapa) dan tabung 2
(minyak ikan) ternyata tidak terjadi perubahan warna yang menunjukkan adanya
kolesterol, ini dikarenakan kemungkinan rendahnya kadar kolesterol yang
dimiliki minyak kelapa dan minyak ikan sehingga membuatnya tidak nampak jelas
perubahan warnanya pada hasil percobaan. Hal ini sesuai dengan teori yaitu
adanya kolesterol dalam suatu bahan
dapat di tentukan dengan reaksi Salkowski yaitu reaksi antara kloroform dengan
H2SO4 pekat, adanya kolesterol ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi merah, biru dan hijau yang telah ditunjukkan pada
tabung nomor 3.
Pada
percobaan uji kristal kolesterol ini, didapatkan hasil bahwa tampak ada kristal
pada pengamatan (gambar 1) yaitu pada uji kristal menggunakan margarin, yang
diamati di bawah mikroskop. Sedangkan pada pengamatan (gambar 2) yaitu uji
kristal menggunakan kolesterol tidak tampak kristal ketika di amati dibawah
mikroskop, hal ini mungkin disebabkan karena kesalahan pada saat melakukan
percobaan. Menurut teori, kadar kolesterol yang tinggi akan mengendap lalu
membentuk kristal. Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter,
kloroform, benzene dan alcohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi
tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk Kristal yang tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau. Namun hasil yang diperoleh pada pengamatan (gambar 2)
antara hasil dan teori tidak sesuai.
VII.
Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa uji lipid dapat dilakukan dengan cara
diantaranya: uji kelarutan lipid, uji pembentukan emulsi, uji keasaman minyak,
uji kejenuhan minyak, uji penyabunan minyak, uji kolesterol, dan uji Kristal
kolesterol. Pada uji kelarutan lipid menunjukkan bahwa minyak kelapa terlarut
pada eter, kloroform, Na2CO3 0,5% dan tidak larut pada
air suling dan alcohol 96%. Pada uji pembentukan emulsi yang terbentuk emulsi
stabil pada tabung 3 (air+minyak kelapa+larutan sabun), pada tabung 4 (larutan
protein+minyak kelapa), pada tabung 5 (larutan empedu+minyak kelapa) dan yang
tidak stabil pada tabung 1 (air+minyak kelapa) serta yang sedikit stabil pada
tabung 2 (air+tetes minyak+Na2CO3 0,5%). Pada uji
keasaman minyak, minyak kelapa bersifat netral yaitu pada pH 7, sedangkan pada
minyak tengik bersifat asam yaitu pada pH 6. Pada uji sifat ketidakjenuhan
minyak, tabung 1 (minyak kelapa+kloroform) terdapat asam lemak tidak jenuh
sedangkan pada tabung 2 (margarin+kloroform) terdapat asam lemak jenuh. Pada
uji penyabunan minyak, urutan kesadahan dari yang tertinggi yaitu; Pb-asetat
> MgSO4 > CaCl2 > Deterjen. Pada uji koesterol
didapatkan hasil positif pada tabung nomor 3 yang menggunakan bahan berupa
kolesterol 0,5 % dalam kloroform sedangkan pada tabung 1(minyak kelapa)
dan tabung 2 (minyak ikan) menunjukkan
hasil negative. Pada uji kristal kolesterol ini, didapatkan hasil bahwa tampak
ada kristal pada pengamatan (gambar 1) yaitu pada uji kristal menggunakan margarine
sedangkan pada pengamatan (gambar 2) yaitu uji kristal menggunakan kolesterol
tidak tampak Kristal.
VIII.
Daftar
Pustaka
Anonim. 2013. Biokimia Part Lipid. Dalam
http://sahabat-ilmu-kita.blogspot.com/2013/11/biokimia-part-lipid.html. diakses pada 22 September 2014
Anonim. tt. Reaksi Saponifikasi Pada proses Pembuatan Sabun. Dalam
http://yprawira.wordpress.com/reaksi-saponifikasi-pada-proses-pembuatan-sabun/. Diakses pada 22
September 2014
Lasinrangaditia. Tt. Biokimia. Dalam
http://lasinrangaditia.blogspot.com/search/label/Biokimia. diakses pada 23 September 2014
Lehninger,
Albert L.1982. Dasar-Dasar Biokimia.
Jakarta: Erlangga
Putrawan. 2013. Lipid. Dalam
http://putrawan-bachriul999.blogspot.com/2013/08/lipid.html. diakses pada 23 September 2014
Yazid,Estien.
2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Yogyakarta:
ANDI
IX.
Pertanyaan
Kegiatan 1: Uji Kelarutan Lipid
1. Dalam
ilmu kimia, untuk mengetahui kelarutan zat dalam pelarut tertentu, dikenal
istilah “like dissolves like”.
Jelaskan maksud istilah tersebut!
Jawab: “like dissolves like” adalah prinsip
dimana setiap yang bersifat polar hanya dapat larut dalam pelarut polar,
demikian juga yang setiap yang non polar hanya akan larut dalam pelarut non
polar. Untuk yang semi polar tentunya menyesuaikan dengan ukuran kepolaran yang
dimilikinya. Bahan yang ionik tentunya juga lebih larut dalam pelarut polar.
2. Jelaskan
mengapa minyak sedikit larut dalam alcohol, tetapi larut sempurna dalam pelarut
seperti eter dan kloroform!
Jawab:
Alkohol sedikit larut dalam minyak dan membentuk emulsi stabil karena alkohol
bersifat semipolar. Sedangkan minyak dapat larut pada larutan kloroform dan
eter karena sifat kelarutan kedua larutan tersebut sama dengan sifat kelarutan
minyak, yakni nonpolar.
Kegiatan
2: Uji Pembentukan Emulsi
1. Pada
nomor tabung berapa diperoleh bentuk emulsi yang stabil? Mengapa?
Jawab: Tabung 3,4,dan 5 karena karena larutan sabun, protein dan
empedu merupakan salah satu bahan emulsifier yang berfungsi menurunkan tegangan
permukaan antara kedua fase cairan sehingga terbentuk emulsi yang stabil.
2. Berdasarkan
jenisnya, emulsi dapat dibedakan menjadi dua. Sebutkan apa saja dan bagaimana
cara membedkannya!
Jawab:
a.
Emulsi
minyak dalam air (O/W), adalah emulsi dimana bahan pengemulsinya mudah larut
dalam air sehingga dikatakan sebagai fase eksternal.
b.
Emulsi
air dalam minyak (W/O), adalah emulsi dimana bahan pengemulsinya mudah larut
dalam minyak.
3. Sebutkan
salah satu kegunaan emulsi!
Jawab: sebagai emulgator dalam fase
minyak
Kegiatan
3: Uji Keasaman Minyak
1. Apa pengaruh bagi kesehatan, bila
sering mengkonsumsi makanan dari hasil penggorengan minyak yang sudah tengik
atau berulang-ulang digunakan?
Jawab: Minyak yang telah digunakan untuk menggoreng akan
mengalami peruraian molekul-molekul, sehingga titik asapnya turun. Bila minyak
digunakan berulang kali, semakin cepat terbentuk akrolein. Yang membuat batuk
orang yang memakan hasil gorengannya. Jelantah juga mudah mengalami reaksi
oksidasi sehingga jika disimpan cepat berbau tengik. Selain itu,
minyak jelantah juga disukai jamur aflatoksin sebagai tempat berkembang biak.
Jamur ini menghasilkan racun aflatoksin yang menyebabkan berbagai penyakit,
terutama hati/liver. Minyak Jelantah merupakan limbah dan bila ditinjau dari
komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat
karsinogenik (penyebab kanker). Jadi, jelas bahwa pemakaian minyak jelantah
dapat merusak kesehatan manusia. Menimbulkan penyakit kanker, dan akibat
selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya.
Kegiatan
4: Uji Ketidakjenuhan Minyak
1. Pada
percobaan, manakah yang membutuhkan iodin lebih banyak, minyak atau margarine?
Mengapa ?
Jawab:
Minyak kelapa, karena minyak kelapa memiliki satu atau lebih ikatan rangkap,
sehingga dengan penambahan iodium lebih banyak, ikatan
rangkap yang terdapat molekul zat akan terputus, kemudian iodium tersebut akan
menggantikan posisi dari ikatan rangkap tersebut melalui reaksi adisi sehingga
jumlah ikatan rangkap dalam molekul zat akan berkurang atau menjadi tidak ada
sama sekali. Sedangkan margarin tidak memiliki ikatan rangkap.
Kegiatan
5 : Uji Penyabunan Minyak
1. Salah satu sifat sabun adalah
mempunyai kemampuan untuk mengemulsikan kotoran berminyak. Mengapa ?
Jawab: karena sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang
terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar.
Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Sifat
inilah yang menyebabkan sabun mempunyai kemampuan untuk mengemulsikan kotoran
berminyak.
2. Jelaskan apa yang dimaksud air sadah
dan sebutkan macamnya!
Jawab: Air
sadah ialah air yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+. Air
sadah menyebabkan
sabun sukar berbuih dan timbulnya
sejenis karang dan kerak.
Contoh : Ca2+
+ 2CH3(CH2)16COO-(ag) Ca(CH3(CH2)16COO2)(s)
Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis
anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air
sadah sementara dan air sadah tetap. Air sadah sementara adalah air sadah yang
mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau bisa jadi mengandung senyawa
Kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan/atau Magnesium
bikarbonat (Mg(HCO3)2). Dikatakan air sadah sementara
karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, hingga air tersebut
terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Reaksi yang terjadi
adalah: Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s) + H2O(l)
+ CO2(g).
Air sadah tetap adalah air sadah
yang mengandung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-,
NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi
berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat
(CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium
sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah
tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan.
Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara
kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu.
Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3
(aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+
dan atau Mg2+. CaCl2 (aq) + Na2CO3
(aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3(aq) –> MgCO3(s) + 2KNO3 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3(aq) –> MgCO3(s) + 2KNO3 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.
3. Bagaimana pengaruh penambahan air
sadah terhadap larutan sabun dan detergen. Jelaskan?
Jawab: Penambahan air sadah pada
sabun dapat menyebabkan sabun padat atau
mengendap. Sehingga dengan hal tersebut sabun sukar berbuih dan timbulnya
sejenis karang dan kerak. Hal tersebut mengakibatkan sabun sebagai pengikat
kotoran menjadi kurang atau bahkan tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah
semua ion Ca2+ atau Mg2+ yang terdapat dalam air mengendap. Lain halnya dengan
detergen, detergen tidak bereaksi dengan ion Ca2+ atau Mg2+
sehingga detergen tidak terpengaruh oleh air sadah
4. Tuliskan reaksi penambahan air sadah
dengan larutan sabun!
Jawab: Ca2+(aq)
+ 2RCOONa(aq) Ca(RCOO)2(s)
+ 2Na+(aq)
Kegiatan
6: Uji Kolesterol
1.
Apakah
reaksi Lieberman-Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara
kuantitatif? Jelaskan pendapat anda!
Jawab:
Tidak bisa, karena pada reaksi Lieberman-Burchard digunakan hanya untuk
mengetahui sterol dan olesterol dengan menggunakan reaksi warna tanpa dilakukan
perhitungan kadar kolesterol dalam suatu bahan.
2.
Sebutkan
jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya kolesterol!
Jawab: Uji
Salkowski
3.
Sebutkan
komposisi bahan pereaksinya!
Jawab:
Kloroform dan H2SO4 pekat
4.
Tuliskan
cara kerjanya secara singkat!
Jawab:
1. Menyiapkan
3 tabung reaksi yag bersih dan kering. Mengisi tabyng reaksi pertama dengan 1
ml minyak kelapa, tabung kedua dengan 5 tetes minyak ikan, dan tabung ketiga
dengan 1 ml kolesterol 0,5 %.
2. Pada
setiap tabung, menambahkan kloroform sebanyak 2 ml.
3. Menambahkan
pula 10 tetes asam asetat anhidrid.
4. Melali
dinding tabung, menambahkan 3-6 tetes asam sulfat pekat.
5. Mengocok
dengan hati – hati dan mendiamkan beberapa detik.
6. Mengamati
perubahan warna yang terjadi.
Kegiatan
7: Uji Kristal Kolesterol
1. Sebutkan
sumber makanan yang banyak mengandung kolesterol !
Jawab : putih telur
ayam, daging ayam, daging bebek, ikan, daging sapi, daging kambing, susu sapi,
iga sapi, keju, cokelat, mentega, dan lain – lain.
2. Jelaskan
mengapa tingginya tingkat kolesterol di dalam darah sangat berbahaya bagi
kesehatan ?
Jawab
: karena jika kadar kolesterol di dalam darah tinggi maka akan mengendap
membentuk Kristal. Endapan kolesterol dapat menyebabkan dinding pembuluh darah (arteriosclerosis) menjadi tebal.
Akibatnya, elastisitas pembuluh darah menjadi berkurang, sehingga aliran darah
terganggu. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung
koroner.
3. Dimanakah
kolesterol disintesis dalam tubuh ?
Jawab :
kolesterol daapt disintesis didalam tubuh dibagian hati, korteks,
adrenal, kulit, testis, lambung, otot, jaringan adipose dan otak.
4. Tuliskan
struktur kimia kolesterol !
Harrah's Cherokee Casino and Hotel - Mapyro
BalasHapusFind reviews and information 광주광역 출장마사지 for Harrah's Cherokee Casino and Hotel in Cherokee, NC. Built 상주 출장안마 in 용인 출장안마 1996, Harrah's Cherokee Casino 파주 출장샵 Hotel is a 238-room hotel Rating: 7.6/10 · 1,912 votes 공주 출장샵